Jumat, 05 Desember 2008

all connected !

All Connected …

Pernah ngga teman-teman ketika suatu hari berolahraga dengan senang dan semangat, lalu makan makanan yang sehat, mengisi hidup dengan kegiatan positif, kemudian secara mendadak teman-teman mengatakan ; “Hariku buruk !” Atau pernahkah teman-teman merasakan ketika melakukan hal buruk, berbohong, kemudian mengatakan, “Aku merasa nyaman sepenuhnya !” Tidak Mungkin ! Ketika kamu merasa nyaman dan senang pada suatu bagian kehidupan, akan bersambung pada bagian kehidupan lainnya. Ketika kamu menjaga kesehatan, dan mengisi dengan hal-hal positif, maka hal-hal baik lainnya akan datang, begitupun dengan sebaliknya ! Cara berjalan memperngaruhi cara berbicara, cara berbicara mempengaruhi cara bersikap. Cara bersikap mempengaruhi cara berpikir. Dan cara berpikir mempengaruhi caramu menjalani hidup ! Itulah hukum kehidupan, yang dilansir oleh Andrew Matthews, mengenai segalanya berhubungan dalam buku yang ditulisnya ’Bahagia Sekarang’.




Hikmahnya ? Bukankah teman-teman semua bisa memperbaiki kehidupan sedikit demi sedikit. Setetes demi setetes. Memperbaiki pola kehidupan di rumah agar merasa lebih baik di sekolah, karena semuanya berhubungan. Memperbaiki pola kehidupan di organisasimu agar menyambung pada kebaikanmu dengan semua teman-temanmu. Teringat kata-kata guru fisika di sekolah, bahwa semua energi tidak ada yang musnah, tapi berubah bentuk.

Energi tidak akan hilang, semua akan kembali dengan bentuk lain. Hiii... Ngeri banget kalo energi yang ditebarin itu negatif. Kalo positif sih, Alhamdulillah. Ampuni kami deh yaa Allah. Oh iya, hidup kan kadang di atas (maksudnya segala terasa mudah) tapi kadang dibawah, (diuji dengan kesulitan). Itu juga hukum kehidupan yang dirangkum dalam sebuah kalimat, ’Hidup adalah ujian, ujian kala senang, ujian kala sulit’ Ringkasnya, kita tinggal bekerjasama dengan Hukum kehidupan, tak perlu diambil hati. Tinggal dipahami bagaimana cara kerja hukum kehidupan itu dan memanfaatkannya !

Muhammad Kevin J.
Sma Al Muttaqin




Bukti Rekening Bank Pribadi Benar Adanya

Ketika itu, aku membeli buku Sean Covey yang berjudul ; The 7 Habits of Highly Effective Teens. Katanya sih itu buku pengembangan diri terbaik bagi remaja dan buku paling laris sepanjang masa. Wuuu... keren ! Setelah dibaca, memang buku itu beda banget dengan buku-buku lain yang biasa aku beli. Pokoknya teman-teman semua direkomendasikan untuk beli deh ! (bukan promosi lho...)





Dalam buku itu, ada salah satu bab yang membahas mengenai Prinsip, Paradigma dan Rekening Bank Pribadi. Saya bahas secara ringkas dan mengena disini ya. Paradigma apaan sih ? Pasti sebagian besar sudah pada tahu, paradigma itu semacam kacamata dimana kamu menngunakannya untuk melihat segalanya menggunakan kacamata itu. Kalau kamu memiliki kacamata dimana disana terlihat kamu tidak berbakat berbicara didepan umum, maka paradigma itu akan menuntunmu untuk membuktikan bahwa kamu memang tidak berbakat berbicara didepan umum.



Padahal, lebih dari setengahnya, bahkan hampir semuanya, paradigma penghambat itu bohong ! Ada tips mudah dari Sean Covey untuk membuktikan bahwa paradigma itu bohong. Misalnya, ada pola pikir ; ’Aku tidak supel !’ Cara membuktikan itu bohong adalah Lakukan Kebalikannya ! ’Aku pasti sulit belajar bab ini !’ Lakukan kebalikannya ! Setiap datang pernyataan yang menghambat, lakukan kebalikannya !

Mungkin teman-teman tidak akan selalu melihat hasil sempurna, tapi setidaknya dengan membuktikan bohongnya paradigama salah akan membantumu lebih percaya diri. Coba deh, sedikit demi sedikit kan lama lama akan menjadi bukit.
Prinsip apalagi itu ? Sebenarnya ini yang paling menantang. Ketika kita terpusat pada pacar, hal-hal mengecewakan yang dilakukan pacar akan membuat kita down. Terpusat pada teman, bisa-bisa terbawa arus, meski memang kita mutlak butuh teman. Terpusat pada nilai ? Hmmm... Nah, ketika terpusat pada prinsip, maka apapun yang dilakukan dipertimbangkan masak-masak dan selalu berpijak pada prinsip. Misal, pacar memutuskan sepihak, siapa yang nggak kecewa ? Tapi gunakkan prinsip ikhlas dan berharga misal, kita tidak terlalu mempermasalahkan dan menjadikannya pelajaran berharga. Ada ujian praktek atau ujian apapun, maka prinsip yang harus ditempuh adalah Kerja Keras dan Pengorbanan. Melihat teman lain memiliki peralatan baru yang lebih keren, sedangkan kita hanya perlatan sederhana penuh guna, maka prinsip rasa syukur yang ditempuh. Ada prinsip-prinsip lainnya, tapi sesungguhnya darimana prinsip itu berasal ? Dari sifat Allah Tuhan Semesta Alam.

Untuk tahu seberapa penting sih prinsip itu, bayangkan saja kebalikannya. Bayangkan sifat terbawa arus (duh... ampuni kami yaa Alloh), tidak tahu bersyukur, tidak bertanggung jawab, lupa diri dan sifat buruk lainnya. Berarti, sesungguhnya Prinsip inilah pusat hidup juga pembimbing kita meraih cita-cita.


Rekening Bank Pribadi, Memang mau menabung ? Ya, memang mau menabung. Setelah membaca bab ini, saya sempat berpikir, memangnya efektif kalau diaplikasikan ? Apa benar, bahwa dalam bab itu, ketika kita butuh suntikan rasa percaya diri, maka menabunglah dan tambah saldi di Rekening Bank Pribadi (RBP). Rupanya, RBP memang benar adanya ! Ini alternatif kalo kita lagi butuh percaya diri. Jadi saldo tabungan kita di RBP setara dengan seberapa senang dan percaya kita terhadap diri sendiri. Kalau saldonya tinggi, makin tinggi juga rasa percaya terhadap diri. Makin sedikit saldo, makin kurang juga rasa pede. Ini tips yang diberi Om Sean Covey untuk menambah saldo kita supaya makin tinggi ; ’Penuhi janji terhadap diri sendiri, berbuat baik terhadap orang lain, lembut terhadap diri sendiri, jujur terhadap diri sendiri, dan kembangkan talentamu.

Dalam hal ini, poin kembangkan talentamu benar-benar saya rasakan sendiri. Awalnya aku berpikir, aku meiliki bakat apa ? Aku tidak selihai teman-temanku ketika berolahraga, bagaimana aku bisa menambah saldo di RBP ? Jawaban itu didiapat sewaktu aku ikut ujian presentasi bahasa inggris di sekolah, dimana aku merasa enjoy sebelum, sedang dan sesudah presentasi. Setelah itu aku merasa senang karena ketika presentasi karena merasa telah do the best dan tidak terlalu memusingkan kata orang. Yang pasti, rasa pede melonjak naik dengan tajam. Rupanya memang, bakat nggak selamanya berbentuk atlet atau kontes bernyanyi. Membaca, menulis, berbaur, dan seribu hal positif lain adalah bakat.

Aku punya teman yang sepertinya selalu pede. Rupanya dia selalu mengembangkan dan memanfaatkan bakatnya. Dia berbakat dalam berbicara didepan umum dan berorganisasi. Dia selalu memanfaatkan ketika ada kesempatan berbicara didepan umum dan berorganisasi. Pantas dia selalu pede, karena bakat yang dimiliki selalu dimanfaatkan.

Sekarang aku percaya kalao RBP itu benar adanya !
Kevin – reader interest

Tidak ada komentar: