Senin, 20 Oktober 2008

Petualangan Qsmart mencari ilmu Kaya. Tung Desem Waringin ; Anak Muda juga harus kaya.

Beberapa tempo lalu, Pelatih Sukses No.1 Indonesia, Tung Desem Waringin, mengundang Qsmart untuk mengikuti seminarnya yang berjudul ’Bagaimana Kaya Melalui Marketing’ di Jakarta, tepatnya Mal Mega Glodok Jakpus. Lebih asyiknya lagi, tiket seminarnya gratis untuk tiga orang. Padahal harga normal biasanya per orang rata-rata 800 ribu rupiah untuk sekali seminar. Kesempatan berharga sekaligus penghormatan ini tidak disia-siakan. Maka berangkatlah perwakilan jurnalis Qsmart yaitu ; M.Kevin (Jurnalis utama), Hendi (Asisten Jurnalis), dan Pak In In (Pembina Jurnalis). Kita berangkat dari Tasikmalaya menuju Jakarta pukul 11.00, dan tiba pukul 16.00. Sebagai jurnalis sekolah, tentu menjadi sebuah perjalan yang sangat menyenangkan dan belum pernah dirasakan sebelumnya. Kita transit di terminal, kemudian jalan kaki cukup jauh. Seakan akan menjadi seorang petualang sejati di rimba jalan raya. Ramainya suasana Kota benar-benar menyiratkan Jakarta sebagai Kota Metro. Kita-pun sampai di Halte Busway. Setelah cukup lama menunggu, kita-pun naik Busway dengan bergelantungan. Begitu seru-nya mengelilingi Kota Jakarta sembari bergelantungan tanpa macet. Sesampainya di transit akhir Busway, kita berjalan sedikit menuju Pasar senen. Dari sana kita menaiki Metromini. Hmmm... Tidak jauh beda dengan angkot, metromini juga ongkosnya terjangkau. Bagi kita, perjalanan menggunakan Busway, berjalan di jalanan raya Jakarta, menaiki Metromini, sebuah pengalaman menyenangkan tak terlupakan sebagai proses dalam jurnalistik. Akhrinya, pukul 17.45 kita sampai di Mal Mega Glodok. Rupanya Mal ini masih baru dan belum buka 100 persen. Dalam undangan tertera ’Seminar di lantai 10’. Kita pun bergegas menuju lift bersama orang-orang yang tampaknya juga akan ikut seminar ini. Sesampainya di lantai 10, kita menuju tempat registrasi. Disana terpampang berbagai stiker, poster, pamflet, juga buku Pak Tung Desem yang berjudul Marketing Revolution. Sekedar informasi, selain seminar, Pak Tung juga menjual produknya yang lain. Ada kegiatan Camp Remaja, seminar tiga hari kaya dengan internet, seminar sehari menjadi billionaire, dan pelatihan lainnya. Buku Pak Tung yang dijual disana yang juga sudah jadi salah satu referensi bacaan Qsmart yaitu Marketing Revolution menjadi buku paling ’gila’. Karena ketika launching-nya, Pak Tung menghujani uang dari pesawat terbang ke daratan, senilai 1 milyar rupiah. Namun dalam seminggu, Buku Pak Tung itu laku 36.000 eksemplar lebih. Padahal itu buku termahal di Indonesia. Kembali ke cerita liputan, setelah registrasi kita mendapat stiker sederhana bertuliskan ’TDW’. Petugas registrasi tadi bilang. ”Jangan hilang ya !”. Stikernya sungguh sederhana lho ! Wah... Pak Tung ini benar benar simpel ya orangnya. Waktu saat itu masih menunjukan pukul 18.30. Dalam undangan, seminar dimuali pukul 19.00. Setengah jam lagi. Sesungguhnya, kondisi kita pada saat itu, lumayan lapar ! Bagaimana tidak, dari siang kita belum lunch. Meski ada kantin, kita memilih makan makanan yang kami bawa. Pisang, kue, dan minuman ber-ion. Cukuplah bagi kami untuk mengecas energi. Karena kemungkinan seminar plus wawancara ini akan berakhir pukul 00.00. Tibalah saat yang dinanti. Seminar dahsyat Pak Tung Desem Waringin dimulai. Di dalam dekat pintu masuk, tanpa disangka sosok Pak Tung yang tinggi seperti pemain basket itu sudah berdiri menunggu para peserta yang datang. Pak Tung mengajak ’Tos’ semua peserta, seakan mengakrabkan diri. Singkat kata, acara pun dimulai, dengan menampilkan profil singkat Pak Tung. Setelah itu MC berkata, ”Mari kita sambut dengan meriah, dialah Bapak Tung Desem Waringin ... !!!” Sontak seluruh hadirin riuh bertepuk tangan. ”Apa kabar semua ? Salam DAHSYAT !” itulah ucapan pembuka dari Pak Tung pada para peserta. Kalau dijumlah, kurang lebih ada 600 peserta pada saat itu. Semua duduk di kursi dengan cukup berdesak, saking antusiasnya. Untuk menambah semangat peserta, Pak Tung memancingnya dengan bertanya. ”Kalau misalnya Bos/Direktur mau merekrut karyawan, milih yang loyo atau semangat ?” semua menjawab, ”Semangaat !” ”Kalau pengangguran, biasanya suka loyo atau semangat ?", semua menjawab lagi, ”Semangaaat !” Pak Tung melanjutkan, ”Selain semangat, agar sukses mengikuti seminar ini, tidak cukup mendengarkan. Kalau mendengarkan saja, paling 10 persenan lah ingatnya. Kalau mendengarkan, melihat dan mencatat, nggak bakal lebih daru 45 persen ingatnya. Maka, syarat suksesnya adalah terlibat ! Kalau saya suruh gerak, ikut gerak. Kalau saya tanya, ya jawab. Jangan lipat siku dan diem aja. Kebanyakan, para peserta seminar itu ngelonjor, ngelamun jorok !.” Mendengar uraian Pak Tung, semua peserta tertawa dan semakin semangat mengikuti seminar. Pak Tung juga mengajarkan gerakan yang membuat peserta semakin antusias. Semua peserta disuruh berdiri. Kemudian kedua tangan digerak-gerakan seperti kamehameha-nya Goku namun jarak kedua tangan agak jauh sedada dengan posisi badan kaki ditekuk. Sembari mengucapkan ”Wooooo....” Setelah itu kedua tangan yang tadinya berjauhan ditepukkan sembari mengucap ”Yessssssss ..... !” Dilanjutkan dengan tangan didijatuhkan ke pinggir badan dan mengatakan ” Waaawwww .... !” Dengan bergerak dan berucap seperti ini, semua peserta semakin semnagat. Malam larut pun tak menjadi soal, karena Pak Tung sangat pandai dalam pembawaan ilmu Marketing dengan berbagai metoda, juga humoris. Pak Tung mulai memaparkan materi. Beliau menuturkan, kalau kita dapat memenuhi apa yang orang lain inginkan, maka kita dapat memenuhi semua apa yang kita ingikan. Kalau kita membuat orang lain win dulu, akhirnya kita dapat win juga. Itulah prinsip awal marketing. Dilanjutkannya, bahwa ada dua tipe marketing. Yaitu ’Mengingatkan’ dan ’Menawarkan’. Kalau mengingatkan, hanya sebatas ’branding’ dan tidak membuat pembeli segera take action untuk buy. Cara ini tidak salah, namun kurang efektif dan kadang membuat rugi. Sedangkan ’Menawarkan’ membuat pembeli segera take action untuk membeli tak hanya mengingatkan. Sehingga omset penjualan bisa naik ratusan bahkan ribuan persen. Beliau menjelaskan pula, kalau Menawarkan harus memiliki unsur ’USPS’. U, Yaitu Ultimate Advanted. Maksudnya memiliki nilai tambah. Semisal, Minyak goreng ini melalui 27 penyaringan, sehat untuk jantung dan bebas kolesterol. Selalu ada pembeda dengan produk sejenis lain yang mebuat unggul, dan dijelaskan. Yang kedua yaitu, S - ’Sensasional Offer’ atau judul penawaran yang sensasional. Misal, pizza hot and fresh to your door in 30 minnuete or less or its FREE. (Pizza panas, dan fresh, pada pintu anda, dalam waktu 30 menit, atau kurang, atau GRATIS –bila terlambat-). P – Powerful Promise, yaitu Janji yang Powerful. ’Penerbangan Anu Air terbang ke Medan bolak-balik.’ Customer akan berpikir, ”Emangnya gue pikirin, penerbangan lain kan juga banyak terbang ke Medan ?”. Bagaimana dengan ”Pergi dengan Singa Air, pulang bawa BMW.” Maka, selain menawarkan (bukan hanya mengingatkan), juga memiliki judul yang sensasional Yang terakhir adalah S – Something Shocking, misal ‘Belanja di Anu Mart pasti hemat, namun bila anda menemukan yang lebih murah, kami ganti selisihnya dua kali lipat’. Jurus USPS adalah rumus simpel namun dahsyat, dalam marketing agar penjualan omsetnya meningkat hingga ribuan persen. Pak Tung memaparkan pentingnya ’jago jualan’, sehebat apapun kualitas barang, tak berarti apa-apa bila tak bisa menjual. Contoh, sekarang lukisan Vincent Van Gogh laku 40 Juta U$ dollar. Namun itu ketika sang pelukis telah tiada. Semasa hidup, van Gogh tak mampu menjual satu-pun lukisannya. Van Gogh sangat miskin. Untuk membeli bensin motornya, ia harus menukar dengan dua lukisannya. (Untungnya penjual bensin mau), yang bila dihitung, dua lukisan itu senilai milyaran rupiah sekarang. Van Gogh juga tak bisa ’menjual dirinya’. Ia tidak laku. Akhirnya jatuh cinta pada pelacur. Sebagai tanda cintanya, ia memotong telinganya sendiri untuk sang pelacur agar menerima cintanya, namun ditolak. Van gogh mati dalam keadaan miskin dan mengenaskan. Lain dengan Pablo Piccasso. Secara kualitas, lukisannya masih lebih bagus Van Gogh. Namun, dengan lihai, pandai berdagang, ia mampu menjadi pelukis terkaya sepanjang masa. Semasa hidup, mampu menjual lukisan senilai milyaran dolar AS. Ia juga pandai ’menjual dirinya’. Ia memiliki banyak istri, dengan alasan cari inspirasi melukis. Istrinya sih setuju saja, asal setoran naik (he he he... ini bukan termasuk ilmu marketing-nya Pak Tung lho). Apa makna itu semua ? Sebagus apapun karya kamu, sekeren apapun barang jualan kamu, sehebat apapun program kamu, yang terpenting adalah ’Penjualannya’ / pemasarannya. Yang terpenting adalah Marketing-nya. Tentu pemaparan tadi baru nol koma nol berapa persen dari semua ilmu Marketing dalam buku-nya. Di akhir pemaparan, selain Pak Tung langsung mencontohkon ilmu USPS marketing dengan menjual 24 CD Ekslusif Life Revolution plus 2 Tiket pelatihan Financial Revolution selama 3 hari plus Bukunya plus pelatihan Kaya dengan Internet selama 3 hari yang bila ditotal seharga 22 juta rupiah, namun pada momen itu dijual hanya 1,9 juta rupiah yang membuat peserta berbondong-bondong antri membeli, Pak Tung berpesan bahwa yang terpenting adalah Take Action. Pengetahuan tidak berarti apa-apa bila tidak dipraktekkan. Seminar 3 jam yang sangat seru pun diakhiri dengan prosesi antri untuk bisa bersalaman, foto bareng dan membubuhkan pada buku tanda tangan Pak Tung. Disana kita (Qsmart) mulai merancang strategi agar bisa ngobrol dengan Pak Tung. Kita mulai mendekati assisten Pak Tung. Setelah sebentar berbincang, kita memberi 2 majalah, yaitu Muttaqin Magazine dan Majalah Pelajar. ”Kita dari wartawan sekolah dan Majalah Pelajar Nasional, bisa kita wawancara Pak Tung semenit saja !”. Awalnya sang assisten terlihat kikuk. Mungkin dibenaknya, mana bisa ? Pak Tung kan sibuk ! Tapi diluar dugaan setelah sang asisten berbicara pada Pak Tung ada yang mau mewawancarai dari Majalah Pelajar, beliau mengatakan, ”Oh, ayo ! Sambil duduk saja !”. Tak diduga, Pak Tung begitu mengapresiasi. ”Kita dari Tasik Pak.” kemudian Pak Tung menjawab, ”Oh DAHSYAT, DAHSYAT !” Kita mulai mewawancari dan ngobrol santai bareng Pak Tung.

Qsmart : Tadi Pak Tung memaparkan cara Marketing yang dahsyat. Namun untuk memulai, menumbuhkan spirit kewirausahaan anak muda bagaimana ?

Pak Tung : Oh, itu dari kecil harus jualan.

Qsmart : Berarti dari kecil Bapak sudah berjualan ?

Pak Tung : Ya, saya coba segala macam jualan. Minyak wangi, kaos, makanan. Bahkan kebiasaan itu kebawa sampai kuliah.

Qsmart : Wah, kuliah Bapak terganggu dong ?

Pak Tung : Hahaha... dulu saya pernah nggak sekalipun masuk kelas kuliah dalam satu smester, karena sibuk jualan. Tapi saya punya nilai A semua lho !

Qsmart : Hah ? Sibuk jualan, tapi bisa dapat nilai A ? Bagaimana caranya ?

Pak Tung : Dulu saya sering duduk paling depan ketika kuliah. Selesai dosen menerangkan, saya dekati dia. Saya tanya dosennya, ”Pak, sekiranya supaya nilai saya A, buku apa yang harus saya baca, dan tugas apa yang harus dikerjakan ya ?”. Rupanya, posisi duduk pengaruhnya besar terhadap nilai lho. Kecenderungan, mahasiswa yang duduk di depan nilainya lebih baik.

Qsmart : Oh... Pak Tung cerdas ya ! Apalagi Pak ? (Jadi membicarakan nostalgia nilai Pak Tung nih ...)

Pak Tung : Saya sering ikut lomba. Lomba karya tulis ilmiah. Saya pelajari dari para juara terdahulu. Saya terus ikuti lomba karya tulis yang ada. Rupanya, peminatnya sedikit! Akhirnya, dari mulai juara se-Fakultas, naik ke tingkat Universitas, naik lagi ke tingkat provinsi sampai nasional. Semakin tinggi levelnya, semakin mudah menang, karena saingannya semakin sedikit lho !

Qsmart : Hubungannya dengan perolehan nilai A Bapak apa ?

Pak Tung : Kepercayaan dosen. Meski jarang masuk, dosen percaya karena saya sering menang lomba nulis. Dapat nilai A deh.

Qsmart : Jadi intinya apa Pak ?

Pak Tung : Mau unggul, kita harus punya ’Goal’atau tujuan. Sehingga punya ambisi untuk unggul. Setelah itu, juga harus punya alasan kuat untuk meraih Goal itu. Oh iya... Belajar dari yang terbaik. Kalau ada seseorang yang terbaik, pelajari kenapa dia bisa menjadi yang terbaik, secara mendetail.

Qsmart : Oh begitu ya Pak, sebagai generasi muda, apa sih bekal yang harus disiapkan ?

Pak Tung : Karakter. Harus punya visi. Menumbuhkannya dengan banyak belajar. Dengan banyak membaca. Selain itu, pelajari bahasa asing ! Selain bahasa Inggris, bahasa Cina, dan Arab juga penting. Karena suatu saat central ekonomi dunia akan berpindah, ke Asia. Sekarang kan kekayaan dunia ada di Cina dan Arab.

Kita pun berbincang panjang mengenai ekonomi dunia. Terutama Pak In In yang bertanya tentang masa depan ekonomi dunia. Setelah sekian lama ngobrol, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 00.15. Yang tadinya minta waktu semenit, saking asyiknya sampai hampir 30 menit. Kita pun pamit pada Pak Tung. ”Terimakasih banyak Pak !” sembari memberi 2 majalah pada beliau. Muttaqin Magazine (Majalah SMA Al Muttaqin dengan jurnalis anak Qsmart) dan Majalah Pelajar. Kita meninggalkan lokasi. Sebelum pulang ke Tasik, kita bertemu dengan sekelompok mahasiswa baik hati dari UBM (Universitas Bunda Mulia) yang juga peserta seminar tadi dan jurnalis kampus yang meliput kegiatan tersebut. Kita bertukar info dan kontak personal. Mereka juga menuturkan jalan mana menuju pulang karena suasana saat itu sudah larut malam. Akhirnya setelah cukup lama perjalanan, Qsmart pulang ke Tasik menggunakan Bus pukul 02.00 dengan membawa ilmu baru. ’Anak Muda Juga Harus Kaya !’ Perjalanan yang takkan terlupakan !

Laporan M. Kevin Julianto Jurnalis QSMART

Fs : kevin_hunter@truelove.com

Mp-version