Kamis, 18 Desember 2008

let ... Istighfar









Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. biasa berdoa: Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, menyia-nyiakan usia dan dari sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian ..

Minggu, 14 Desember 2008

My Mother My Idol

Ibuku idolaku …

Hmmm… apa yang terlintas bila mendengar kata ’idola’. Beragam jawaban penuh semangat akan terlontar. Apalagi remaja. ’Aku mengidolakan gitaris keren itu !’ atau, ’Aku nge-fans banget sama stiker handal AC Milan !’. Hmmm... Memiliki model peran memang tidak ada salahnya. Biasanya idola itu sosok yang selalu kita bangga-banggakan dan selalu kita ingin tiru segala macam gayanya. Lebih dari itu, idola bisa kita jadikan cara menuju sukses. Kita lihat orang yang penuh keyakinan berbicara, kemudian kita menirunya. Kita melihat orang yang penuh keyakinan dalam berjalan kemudian kita menirunya. Kita melihat orang sukses, kemudian kita meniru cara berpikirnya. Untuk meraih sukses, kita memang memerlukan model peran dalam hal apapun. So, memiliki idola bukan menjadi suatu masalah.

Bayangkan saja bila tak memiliki idola atau model peran. Kita jadi tak ada arahan ingin dan akan menjadi apa di masa depan. Tapi, bayangkan juga bila model peran yang kita miliki itu ’error’ ? Hmmm... itu kenapa banyak remaja yang, kalau dalam bahasa sundanya sih, ’man-kar’ atau em-two-key, yang artinya ’Mamantes karep’. Pakai anting padahal anak cowok, celana dan baju-nya pakai yang adik sampai tubuhnya nggak ketutupin semua, ya, karena kebanyakan para remaja yang ’man-kar’ itu mengikuti gaya para ’idola’nya yang salah.

Tapi, pernah nggak sih, kita merenungkan siapa sesungguhnya yang layak kita jadikan idola ? Sebelum membahas lebih jauh, mari kita renungkan sejenak pertanyaan ini ; ’Kalau saya mikirin ’idola’ saya, apa dia juga mikirin saya ?’. ’Kalau saya mengikuti gaya idola saya yang salah, apa untungnya sih buat saya ?’. Silahkan jawab dengan hati. Mungkin teman-teman akan sampai pada pemahaman, ’Idola saya bukanlah siapa-siapa ! Yang layak jadi perhatian sepanjang waktu bukan artis idola saya ! Justru yang layak diperlakukan sebagai idola sesungguhnya adalah yang memberiku perhatian dan kasih sayang tulus sepanjang waktu. Yang memberiku segenap perasaan sayang tertumpah agar diriku bahagia !’ Lalu, siapa yah yang selayaknya kita jadikan idola dan bangga-banggakan ?


ibuku idolaku ...


Sebelumnya, kita sejenak berkontemplasi dulu yuk, mudah-mudahan dengan sebuah renungan ini, hati kita bisa lebih terbuka. Teman-teman, sebelumnya mari berdoa terlebih dahulu agar porsesi renungan ini berjalan lancar. Kita mulai yah. Teman-teman, bayangkan sesosok manusia, yang selama ini membesarkan dirimu, penuh kasih sayang dan menjagamu dari segala hal berada dihadapanmu. Sosok seseorang yang telah melahirkanmu. Bayangkan, bukankah ibundamu yang dulu mengandungmu selama sembilan bulan dan kemudian melahirkanmu dengan susah payah ? Bukankah ibundamu yang mengajarimu pandai berbicara sehingga saat ini kamu pandai berbicara apapun yang ingin kamu katakan ? Sekarang, setelah kamu sebesar ini dalam usiamu sekarang, apa yang kamu lakukan pada ibumu ? Sudah berapa lama, sepanjang hidupmu berani melawan orang tuamu ? Berapa sering sepanjang hidupmu membentak ibumu ? Berapa banyak kata-kata kasar keluar dari mulutmu kepadanya ? Sudah berapa lama kamu hanya bisa membuat air mata ibumu menetes gara-gara kelakuanmu ? Bayangkan, seandainya ibumu meninggal dunia, apa yang kamu rasakan ? Bukankah kamu merasa sedih ? Kemudian kamu akan rindu ibundamu, bukan ? Apa yang kamu rindukan dari ibundamu? Bukankah sifat kasih sayangnya yang akan kamu rindukan ? Bukankah curahan hati sayangnya sehingga bisa membuatmu seperti sekarang ini, yang akan kamu rindukan ?

Bukankah kita akan sangat merindukan ibunda kita kala ia telah tiada ? Bukankah ibunda kita yang akan selalu kita kenang ketika mereka jauh ? Maka dari itu, sudah selayaknya ibunda kita yang kita jadikan idola yang dibangga-banggakan. Tapi mengapa ya, masih banyak yang tidak menyadari akan besarnya peran orang tua dalam kehidupan mereka ? Padahal, baik secara agama maupun moral, bakti pada orang tua adalah wajib.

Coba deh bayangkan, apakah artis idola kita selalu memikirkan kita ? Dan kelak akan menolong kita ? Kan tidak. Sudah selayaknya sosok ibunda yang sangat menyayangi kita-lah yang jadi figur yang dibanggakan. Tapi, mengapa banyak yang malah malas membanggakan ibundanya ? Bisa jadi inilah jawabannya.

Apa yang dirasakan bila cap ’anak mami’ menempel pada dirimu ? Hmmm... malu ya ? Ya iyalah, sebagai remaja inginnya orang lain memberi kesan bahwa kita sebagai remaja itu ’Mandiri’ atau ’Keren dan dewasa’, sedangkan bila dekat-dekat dengan ibu, maka kesannya ’manja’ atau ’anak mami banget !’ Dengan persepsi seperti itu, jadi deh kita jauh-jauh dari ibu kita. Memang sih, kalau sudah remaja terlalu manja dengan ibu itu kelihatannya tidak baik, tapi kan bukan berarti tidak boleh menjalin hubungan harmonis, ya kan ? Padahal, ibunda kita ingin lho dekat dengan kita, dan saling bertukar cerita dengan anak kesayangannya. So, jauhin dulu deh persepsi kalau kita dekat dan terbuka dengan ibu itu jelek dan manja, padahal sebenarnya ibu kita sesekali ingin menghabiskan waktu bersama anaknya, bertukar cerita dan ditemani belanja. Bahkan nih, ehm... bila kamu seorang cowok, anak-anak cewek kagum lho pada anak cowok yang bisa menjalin hubungan harmonis namun tidak manja dengan ibunya ! Mmmm....

Atau, bisa jadi karena sering berbeda pendapat. Ya, sebagai anak muda, yang darahnya darah muda, yang jiwanya jiwa muda, mukanya muka muda, (teruuus...) pasti bergejolak terus nih. Berbeda pendapat dengan orang tua, amat sangat lumrah. Malah kalau tidak ada perbedaan pendapat sama sekali, itu yang aneh. Tapi bila berujung pada pertengkaran besar, wah... hati-hati ! Ada sebuah nasihat yang menyatakan, bahwasanya ’Ibu kita sangat sabar ketika mengandung, melahirkan, membersihkan popok dan menyusui kita, sekarang ketika kita sudah besar, giliran kita yang bersabar menghadapi ibu’. Tapi bukan berarti kita harus selalu mengalah dan tidak mengungkapkan keinginan kita, ya kan ? Dan, sudah sewajarnya sebagai orang tua mereka banyak bertanya atau mengkhawatrikan diri kita ! Karena mereka menyayangi kita ! (wah... kurang apa coba ibunda kita ini...?).

Lalu, sebagai anak, apa sih yang bisa kita persembahkan pada orang tua kita ? Pada ayah, terutama Ibunda kita ? Sebenarnya mereka tidak mengharapkan balasan apapun, kecuali satu hal. Melihat anaknya soleh dan solehah. Sehingga terlontarlah perkataan ’Selama ini aku tidak sia-sia !’ Kemudian, apa yang bisa membuat orang tua kita senang ? Ucapkanlah ’Terimakasih !’ Tidak terlalu sulit kok ! Mengapa mengucapkan terimakasih efektif ? Ini rahasianya, sebagian besar orang tua merasa upaya mereka kurang dihargai, mereka menjadi marah dan frustasi karena anak-anaknya tidak mengucapkan terimakasih. Dalam benak mereka terucap, bagaimana bisa anak-anakku tidak tahu terimakasih ? Seandainya mereka mau mengucapkan ’Terimakasih’. Ucapkanlah kata ajaib itu, dan hidup orang tua kita, ibunda kita akan semakin cerah.

Setelah mengetahui, esensial siapa sesungguhnya yang layak diidolakan dan dan kita banggakan (ya ibu kita dong !) Ijinkan saya curhat mengenai diri dan ibu saya ya ! Semoga aja dari cerita ini, ada hikmah dan manfaat However, My Mom is my idol !

Aku lahir tujuh belas tahun lalu (dengan patokan waktu sekarang 2008). Aku lahir dengan berat 3 kilogram dan tinggi 55 centimeter di Tasikmalaya pada hari minggu pukul 05 pagi. Tapi, tahu tidak kisah-kisah yang mengiringi perjalanan sebelum aku lahir ke dunia ini ? Unik sekali, dan menyadarkan aku akan besarnya kasih sayang serta perjuangan orang-tuaku. Ketika ibuku hamil diriku, ia sempat melihat sebuah kalender bergambar seorang anak kecil lucu, sepertinya sih wajahnya oriental. Karena sangat lucu, ibuku berdoa, semoga kelak anaknya mirip anak bermata sipit yang ada di foto kalender itu. Rupanya, luar biasa, Tuhan mengabulkan sehingga wajahku sekilas mirip orang yang ada di kalender itu, sipit dan lucu (hahaha... narsis). Ada juga lho, kisah mengharukannya. Suatu ketika, saat ibuku dinyatakan positif hamil, ibu dan ayah bertandang ke rumah kakaknya ibu ayahku.
(Karena ibunya ayah meninggal ketika ayah masih kecil, maka ayah diasuh kakaknya ibu ayahku, atau dalam bahasa sunda itu ’Ua’). Disana, mungkin, karena Ua masih ragu kalau ayah ibuku sanggup punya anak, ia menyarankan ibuku untuk menggugurkan kandungannya ! A Whats ! Digugurkan ? Padahal Ibundaku sudah menangis bersujud bersyukur dikaruniai anak, sontak saja mendengar penuturan itu, ibundaku kaget. Batinnya seakan tidak bisa menerima, kemudian ia menangis. Meski saran, ibundaku bak tersambar petir mendengarnya. Namun akhirnya dengan penuh keyakinan, ibundaku, dan ayahandaku menyatakan sanggup memiliki anak ! Ibundaku terus menjagaku, bahkan tak rela seorangpun menyakitiku. Meski sempat memukul, selentingan ucapan itu dilupakan ibundaku. Hmmm... awal yang menegangkan ! Bayangkan bila aku ’gugur’ ! Uhh... menyeramkan ! Alhamdulillah, karena kasih sayang Tuhan, aku lahir dengan selamat dan tumbuh besar serta sehaat !
Awalnya namaku bukan nama yang kupakai sekarang. Ibuku memberi nama Zulfi Maulana. Dan setelah kulihat kartu persalinan yang sudah usang, memang nama itu yang tercantum. Setelah kutanya, ”Nama siapa itu Mah ?” Ibuku menjawab, itu namaku dulu. Namun setelah melihat film ’Home Alone’, ibuku terinspirasi ketika melihat tokoh bernama Kevin yang cerdas dan juga cakep. Alhamdulillah, harapan ibu tercapai. Namaku pun menjadi Muhammad Kevin Julianto, juga sifat baik ’Kevin’ Home Alone tertular. Cerdas dan Cakep (amin !)

Saat aku tumbuh menuju balita. Ada kejadian unik dan membekas di memoriku dan orangtuaku. Ketika aku sedang nonton TV, tiba-tiba nggak ada hujan nggak ada angin, aku langsung berdiri, loncat-loncat di atas meja, berteriak keras tapi tidak jelas apa yang diteriakkan. Seperti orang nyani ? Ibuku, bilang dulu aku bertingkah aneh seperti itu, dan sekarang, bisa jadi terlihat, kalau aku memang sangat suka dunia musik dan organisasi. Jadi, sering nyanyi dan orasi gitu mingkin.

Apalagi kehebatan Ibundaku sehingga aku begitu mengagumi sekaligus mengidolakannya ? Seiring bertumbuhnya aku, Orangtuaku selalu mendidikku dengan baik, dimantapkan secara intelektual, emosional dan tak lupa spiritual juga. Sehingga tak Cuma cerdas, tapi (amin) soleh. Oh iya, ibuku sangat perhatian. Meski kadang rasa perhatian yang berlebih sering menimbulkan rasa gimana gitu sebagai generasi muda. Tapi ini disadari sebagai bentuk kasih sayang sepanjang masa.

Hal lain yang membuatku bangga terhadap ibuku adalah, ia sangat pandai memasak ! Setiap kali aku sedang bersantai, pasti beliau bertanya, ”Kevin, Sudah makan belum ?” Kemudian dihidangkanlah masakan-masakan lezat hasil gubahan tangannya ! Hmmm... Yummi.... Bahkan ibundaku berencana membuka rumah makan kelak kalau sudah pensiun.

Ngomong-ngomong tentang pensiun, ayah dan ibuku memiliki profesi yang sama, yaitu pengajar Bahasa Inggris. PNS, di SMP Negri di Tasik. Ibuku meski sudah cukup umur, murid-muridnya banyak yang nge-fans padanya ! Karena, ibundaku pandai dalam mengajar, sehingga para muridnya menjadi enjoy dan semangat dalam belajar.

Ibu juga memiliki semangat belajar yang tinggi. Meski sudah tidak muda lagi, (meski banyak yang bilang awet muda), ibu semangat untuk menyelesaikan s2-nya dibidang magister pendidikan. Motonya, selalu bersikap baik terhadap sesama. Tidak melulu menolong orang secara materi, tapi juga secara imateri, seperti menjadi pendengar yang baik, memberi saran dukungan dan moral. Selalu bersyukur pada Tuhan, agar selalu dekat dengan Tuhan. Tetap rendah hati, sederhana, dan Struggle for life.

Hingga umurku saat ini, memang tak kupungkiri banyak sekali kesalahan-kesalahan yang kubuat pada ibuku. Tapi selalu kuiringi dengan kata ’Maaf’. Karena, bagaimanapun doa Ibu mustajab. Jadi, jangan main-main deh dengan doa ibu. Dengan warna-warni menjalani hidup selama ini, bersyukur sekali karena masih memiliki orang tua. Masih memiliki ibu yang perhatian. Sehingga hidup ini lebih bermakna dan penuh inspirasi.

Ibu selalu mendukungku dalam setiap kegiatan positif yang kujalani. Ketika bergabung menjadi jurnalis sekolah, meski harus siap pergi ke tempat-tempat yang jauh, ibu mendukung. Dan, alhamdulillah, akhirnya aku diberi kesempatan untuk bertemu tokoh-tokoh besar, seperti, Menteri, Presiden dan Ibu Presiden, Tokoh Motivator, Rektor, dan lainnya. Itu membuatku semakin percaya diri dan luas wawasan serta pergaulan. Ketika aku gabung di Grup Nasyid BLACK, ibu mendukungku juga. Sehingga aku bisa tampil pada even-even penting di Sekolah. Ketika aku jadi ketua Organisasi dalam maupun luar sekolah, ibu selalu memberi support. Seperti ketika jadi Ketua OSIS, Ketua SHOTS Tasikmalaya, dan Ketua Remaja Masjid Komplek Rumah, ibu selalu memberi motivasi. Bahkan mengenai masalah pribadipun, ibu siap mendukung dan menjadi pendengar yang baik. Seperti kalau sedang menyukai seseorang (ehm..), hubungan sedang ada masalah, putus. Atau masalah lain yang bukan mengenai lawan jenis pun ibu selalu siap berbagi. Bahkan mengenain kaus apa yang akan kupakai, tas mana yang akan kuambil juga hal spele lainnya, ibu selalu mengawasi. Akhirnya, terjalin kedekatan yang terasa dekat sekali dengan ibu. Aku memang dekat dengan ibu, tapi bukan berarti aku harus manja ! Dengan segala kelebihannya, meski adakekuangannya, tapi tidak menjadi soal, maka, nggak ragu lagi kalau, Ibundaku memang layak dibanggakan !

Lebih dari segalanya, ada suatu pernyataan yang bisa jadi bahan renungan. Pasti sudah tidak asing lagi mendengarnya. Tapi kadang lupa akan maknanya. Surga berada ditelapak kaki ibu. Berarti, betapa surga-pun masih ada di bawah ibu. Masih harus berbakti sepenuh hati untuk meraih surga. Bila orang tua tidak ridho, Tuhan juga tak akan ridho. Betapa besarnya peran orang tua. Sayangi ibu kita. Bangga menjadi anaknya, dan banggkanlah ! Menjadi anak yang berbakti bukan tabu. Tapi kewajiban ! Ibuku, Idolaku ! Selamat Hari Ibu Mama !

Curriculum Vitae Penulis

Nama lengkap : Mochammad Kevin Julianto
Panggilan : Kevin, Max, Jo
TTL : Tasikmalaya, 21 Juli 1991
Sekolah : SMA Al Muttaqin Tasikmalaya
Kelas :12 IPA
Alamat Sekolah : Jl A Yani 140 Tasikmalaya
Alamat rumah : Jl Ibrahim Adji Perum BSM Indihyang blok G2 Tasikmalaya
Hobby : Yang bersemangat, baca, nulis, music party, organisasi
Telepon : 0265-329677
085223972399
Nama Ayah : Yanto Suprianto
Nama Ibu : Eva Gustiar
Nama Adik : 1. M.Edwan
2. M.Edwin
Cita-cita : Menpora, Trainer SDM (ESQ), Penulis, Pengusaha
Pengalaman organisasi :
- Ketua OSIS SMA Al Muttaqin 2008
- Ketua Workshop Jurnalistik SMA Al Muttaqin 2007
- Wakil Ketua Workshop Jurnalistik SMA Al Muttaqin 2006
- Panitia Workshop Citizen Journalism Pikiran Rakyat di Tasikmalaya 2008
- Ketua ESQ For Teens Club (shots99) Tasikmalaya
- Ketua GEMMA (Remaja masjid) Perum BSM Tasikmalaya
- Ketua Al Muttaqin Science Challenge 2007
Pengalaman Wawancara
- Bersama Rektor UI, Prof. Gumilar
- Bersama Chief ESQ, Ary Ginanjar Agustian
- Bersama Motivator Andrie Wongso
- Bersama Motivator Tung Desem Waringin
- Bersama Walikota Tasikmalaya, H. Syarif Hidayat
- dan tokoh-tokoh besar lainnya.
Contact : email ; kevin165@telkom.net
Fs ; kevin_hunter@truelove.com
Blog ; www.keju99.blogspot.com
Motto : Doa, Usaha, Tawakkal, Mengabdi dan Berbakti

ditulis ketika adikku yang kembar berulang tahun yang ke 12
-14 desember 2008-