Sabtu, 06 September 2008

Om Ary Ginanjar - Tokoh Perubahan yang Jago Karate dan Balap Motor


Siapa yang tak kenal sosok yang sering disapa Om Ary ini. Melalui ESQ namanya kian meroket. Seiring dengan gerakan membangun bangsa-nya melalui ESQ, kerja keras beliau semakin dihargai. Selain oleh para kastria ESQ (sebutan untuk para kader ESQ), alumni ESQ juga oleh banyak instansi pemerintahan dan pendidikan. Seperti beberapa tempo lalu, ia mendapat support dari Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk terus berjuang melalui ESQ. Bapak SBY berpesan pada beliau bahwasanya bangsa ini membutuhkan pencerahan, terutama dalam bidang ahlak atau moral. Beliau juga belum lama ini mendapat penghargaan dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan meraih gelar Dr (HC) dalam bidang pendidikan karakter. Selain itu, sebelumnya beliau sudah mendapat beberapa penghargaan dari Petronas Malaysia, menjadi Most Powerful people in Buisness and Ideas versi SWA, Tokoh Perubahan versi Republika dan masih banyak penghargaan lainnya.

Masa pertumbuhan Om Ary seperti apa sih ?
Seperti hal-nya kita, Om Ary pasti pernah juga jadi anak muda dong. Nah, meski sekarang Om Ary jadi tokoh Kecerdasan Spiritual-nya Indonesia, beliau juga pernah lho mengalami fase-fase remaja seperti kita-kita. Seperti apa ? Kita tengok yuk !
Hobi Ngebut naik motor.
Wah wah wah... Om Ary dulunya hobi ngebut-ngebutan toh. Tapi sahabat MM, sesuatu yang nggak baik jangan ditiru ya, meski dari seorang Om Ary, he he he... Ngomong-ngomong tentang hobi Om Ary ini, dulu beliau sering banget keluar masuk rumah sakit karena jatuh dari motor. Ibunya dulu yang sering diteleponin pihak rumah sakit. Meski begitu, Ibu Om Ary tidak pernah menyalahkan. Biasanya Ibu Om Ary bilang seperti ini, ”Ary, lain kali kalau ngebut hati-hati ya...” Om Ary pun yang sedang tergeletak di kasur rumah sakit menimbali, ”Iya Ma, Ary akan hati hati, tapi Ary masih boleh ngebut kan ?” wualah wualah... Om Ary ini memang orangnya kritis, tapi disanalah terlihat kebijaksanaan seorang Ibu Om Ary. Beliau tidak melarang anaknya untuk naik motor, hanya mengatakan ’hati-hati’. Sebuah kepercayaan orang tua pada anaknya.

Pubertasnya gimana ?
Om Ary adalah anak pertama dari empat bersaudara. Adik keduanya bernama Om Rinaldi Agusyana (Trainer nomor 2, setelah Om Ary di ESQ). Adik ketiganya bernama Lucky (Jadi bagian Keuangan di ESQ) adik bungsunya bernama Intan (bersama Om Lucky). Jadi Disini kita akan lebih melihat bagaimana bijaknya soerang Ibu Om Ary dalam memahami anak-anaknya ketika beranjak dewasa. Ketika anak anak lelakinya mengalami masa puber, Ibu Om Ary tidak melarang anaknay berpacaran. Suatu saat, salah satu anak lelaki Ibu Om Ary membawa seorang teman. Temannya itu perempuan. Dengan bijak, Ibu Om Ary bertanya. ”Itu siapa ?”, dengan malu-malu dijawab, ”temen mih, ayo aku kenalin”. Ibu Om Ary hanya tersenyum. Suatu saat Ibu Om Ary melihat anak lelakinya kini tidak membawa teman perempuannya main kerumah lagi. Beliau pun bertanya, ”Temen perempuan kamu mana Nak?”, dijawab, ”Udah enggak mih, rupanya ngerepotin ya mih pacaran itu”, Ibunya Om Ary hanya tersenyum. Beliau lebih mendahulukan demokratis pada anak-anaknya tapi selalu dibimbing dan di awasi.


Jago Karate.
Jangan salah lho, Om Ary itu pernah menjadi juara dua nasional Karate dalam PON mewakili Provinsi Bali. So, dalam kaderisasi ESQ, seluruh Trainer wajib mengikuti Training Of Trainer (TOT), sebuah proses kaderisasi yang ketat. Selain dilatih bagaimana menyampaikan ilmu ESQ, para trainer wajib bisa bela diri. Khususnya Karate. Dalam TOT biasanya Trainer selalu di-sparring dengan trainer lain. Nah, untuk jadi kader ESQ, selain kudu mantep IQ, EQ, SQ, fisik juga !
Bagaimana ceritanya Om Ary bisa jadi jago karate ? Selain ia dulunya bercita-cita jadi tentara, ada kejadian yang membuat Om Ary jadi Karateka dan menyandang Dan III. Suatu hari, Om Ary bersama para adiknya pergi untuk berenang bersama. Selesai berenang, Om Ary dan adik-adiknya dicegat preman. Mereka semua dipalak. Kontan semua bekal habis dijarah preman. Karena waktu itu masih kecil, Om Ary dan para adiknya menangis dan mengadu pada orang tuanya. Sembari merengek, Om Ary mengatakan pada orang tuanya, ”Ma, Ary ingin bisa beladiri, supaya berani melawan para preman itu Ma !”, akhirnya Om Ary dan para adiknya dilatih karate. Diantara Om Ary dan adik-adiknya, hanya Om Ary yang bertahan. Yang lainnya memutuskan berhenti belajar karate. Hingga sampai saat inilah Om Ary menyandang Karate Dan III Blackbelt.

Jago Bahasa Inggris dan Bisnis juga lho !
Selain jago beladiri, talenta Om Ary juga cakap berbahasa Inggris dengan baik. Selain dulu-nya sempat menjadi instruktur Bahasa Inggris di beberapa tempat kursus, Om Ary juga sering mengadakan Training atau seminar ESQ diluar negeri. Pernah suatu waktu Om Ary mengadakan seminar ESQ di Oxford Inggris. Pesertanya dari berbagai latar belakang agama yang berbeda. Ada yang Christian, Buddhis, Ortodoks, Ateis, bahkan ada yang mengaku beragama ’Smoking Room’, karena ruang merokok merupakan tuhan baginya. Dan agama lainnya. Tapi apa yang terjadi ? Ketika seminar, berkat pertolongan Allah, Om Ary begitu lancar mempersentasikan ESQ dan Islam dihadapan mereka. Om Ary-pun memutar video Asmaul Husna. Rupanya mereka begitu tersentuh ! Biasanya, orang barat dalam seminar begitu terburu-buru ingin kebelakang ketika break tiba. Tapi pada saat mereka harus istirahat, mereka justru terdiam di tempat duduk masing-masing. Dengan lirih mereka berkata, ”putar lagi... putar lagi...”. Banyak dari mereka seusai seminar Om Ary menjabat tangan Om Ary sembari mengatakan, ”Islam is Beautyfull !”. Subhanallah... Dalam berbisnis Om Ary juga handal. Pernah beberapa kali menjabat sebagai bos eksekutif dan CEO. Sekarang beliau menjaid pucuk pimpinan dalam ARGA. Selain itu, bersama para alumni ESQ, beliau mendirikan Grha 165 dengan rancangan 25 lantai yang didalamnya terdapat nama-nama Allah (Asmaul Husna). Om Ary membuka peluang siapa saja untuk menanam saham di Grha 165n ini.

10 Tahun mencari jati diri.
Om Ary pernah menjadi dosen di beberapa Instansi pendidikan. Beliau pernah menjadi dosen Politeknik di Universitas Udayana, Bali. Di Bali ini-lah beliau banyak mendapat pengalaman dan pelajaran. Sejak 1991, beliau sudah belajar ilmu-ilmu agama islam yang menjadi cikal bakal lahirnya ESQ-LC. Om Ary belajar dari seorang guru. Guru yang sangat rendah hati. Gurunya seorang hafidz Quran yang bisa mengaji sembari membetulkan pagar. Gurunya pula yang memiliki karakter rendah hati. Tapi percaya diri yang kuat. Guru yang berperan besar dalam membimbing Om Ary hingga lahir-lah ESQ seperti sekarang. Gurunya bernama HS Habib Adnan, kala itu menjabat sebagai Ketua MUI Bali. Selama 10 tahun pendalaman serta pencariannya, akhirnya pada 2001, terbitlah buku pertama Om Ary. ’Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Spiritual’. Buku tersebut menjadi referensi dan cikal bakal lahirnya Training dan Leadership Center dari ESQ.

Bertemu Kak Ridwan Mukri.
Buat sahabat MM, nama Kak Ridwan Mukri pasti udah nggak asing lagi kan? Apalagi bagi yang sudah alumni ESQ. Kak Ridwan adalah kader pertama dari Om Ary. Cerita pertemuan dengan Kak Ridwan berawal ketika Om Ary mengadakan bedah buku pertamanya di UPI-YAI Jakarta, ketika itu Kak Ridwan berstatus sebagai mahasiswa jurusan Psikologi juga Ketua BEM-nya. Karena ada acara itu, Kak Ridwan-pun berkenalan dengan Om Ary, kemudian Om Ary menawarkan untuk bergabung bersamanya di ESQ. Kak Ridwan-pun bergabung dengan ESQ. Adanya ESQ kelas remaja seperti sampai saat ini tidak lepas dari peran Kak Ridwan Mukri juga lho ! Sekarang Kak Ridwan menjadi Master Trainer ESQ Teens dan Divisi Kaderisasi. Bagian yang masukin dan ngeluarin para Kader ESQ ! Ketat lho ! Jangan salah.

Visi Misi – Membangun Indonesia.
Suatu hari, Kak Ridwan pernah berbicara dihadapan para Alumni ESQ Teens seluruh Indonesia dalam sebuah acara ESQ bertaraf nasional di Grha 165. Perkataannya begitu menyentuh dan tidak terlupakan. ”Meski banyak yang mengatakan tidak mungkin, menganggap remeh bahkan menertawakan pada ESQ, tapi teman-teman, kalau teman-teman belah dada Kak Ridwan, belah dada Om Ary, teman-teman akan melihat sebuah keyakinan yang utuh. Keyakinan yang tidak retak meski hanya sedikitpun. Bahwasanya, suatu saat Indonesia akan bangkit. Indonesia akan jadi negeri paling dihormati di dunia. Karena penerusnya adalah kalian ini !” ucap Kak Ridwan mantap.

Tidak ada komentar: